Sabtu, 25 Mei 2013

LIAM SHORT STORY (LISS)

Diposting oleh Juliana Nurhandika di 21.09
LIAM SHORT STORY by @juliananrhndk

Aku baru saja putus dengan pacarku Danielle Payzer semua orang tau itu dan sempat menjadi pembicaraan yang hangat, ada yang sedih melihat kami putus ada juga yang senang melihat kami putus. Aku sangat mencintainya lebih dari yang dia tau,aku ingin sekali menikah dengannya dan ingin dia menjadi ibu dari anak-anakku nanti. Tapi hubungan kami kandas di tengah jalan karena aku yang terlalu sibuk dengan karirku di dunia musik dan aku kurang perhatian lagi dengannya. Rasanya ingin sekali memperbaiki hubunganku kembali tapi rasanya itu tidak mungkin, Dannielle sudah mencoba melupakanku dan menganggap aku tidak pernah ada di hidupnya lagi.

Saat ini aku menikmati masa lajangku dan dekat dengan semua perempuan yang ada tanpa harus mempedulikan yang akan tersakiti. Saat ini aku dekat dengan Leona Lewis menurutku tidak ada hubungan yang special diantara kami,aku menganggapnya hanya teman tidak lebih dari itu.

Aku mencoba melupakan Dannielle dan aku hampir berhasil karena seorang perempuan cantik yang berhasil masuk kedalam hidupku dan menjadi perhatianku selama ini, dia adalah Sylvia Thompson.

Sylvia adalah seorang wanita Spanyol yang tinggal di UK menjadi seorang model majalah. Dia cantik tingginya yang idealis,badannya yang langsing,wajahnya yang manis, rambutnya yang bruttne ikal di bawah berhasil memikat hatiku.

Aku bertemu dengannya saat aku ingin pergi ke supermarket dan dia membawa belanjaannya yang banyak an aku menabraknya karena aku asik dengan iPhone ku. Aku meminta maaf dan berkenalan dengannya sampai sekarang aku menjadi akrab dengannya. Aku tidak ingin terlalu frontal tentang dirinya karena aku ingin menjalankan hubungan ini sebagai orang biasa bukan sebagai artis.

****

“Leeyyuum” teriak seorang perempuan yang membuyarkan lamunanku.Kucari asal suara itu dan ternyata yang memanggilku adalah Sylvia yang sekarang sedang menghampiriku.

“What’s up?” tanyaku kepadanya.

“What are u doing in here?” tanyanya.

“Nothing,hanya melamun” jawabku.

“Kebiasaan buruk suka melamun,yasudah ayo ke dalam mereka sudah menanti kita” katanyanya.

Aku lupa sekarang ada acara makan-makan+party kecil untuk merayakan kemenangan club sepak bola Louis dan semua berkumpul di bascamp.

“Baiklah ayo kita ke dalam” aku bangkit dari tempat dudukku dan berjalan menuju ke dalam tidak lupa aku menggandeng tangan Sylvia.

***

Sesampainya di taman belakang ternyata mereka sudah berkumpul tinggal aku dan Sylvia ya belum hadir.

“Faster boy” Louis berteriak,karena pesta akan dimulai dan aku belum sampai.

“Waiting me” balasku setengah berteriak.

Aku dan Sylvia setegah berlari untuk menuju pusat acara,yaitu di pinggir kolam renang. Akhirnya kami sampai dan acarapun dimulai,tepat di sebelah Sylvia ada Harry dengan wajah yang sinis melihat kami. Yaps Harry tidak suka melihat kami berdua, dia membenci Sylvia aku tidak tau mengapa dia amat sangat membencinya.

“Kamu kenapa terlambat lagi huuh?apa karena perempuan ini?” tanya Harry dengan muka sinis melihat Sylvia.

“Stop menyalahkan dia,aku terlambat karena diriku sendiri bukan karena dia” jawabku dengan geram.

“Selalu saja kau bela perempuan ini,aku sungguh muak dengan semua ini” jawab Harry tidak kalah geramnya denganku.

“WHAT?” kataku geram dengan mengapal tanganku kuat dan siap menonjok Harry.

Tiba-tiba Zayn datang, “Vas happenin guys?” tanyannya.

“Tanya aja sama bitch ini” cetus Harry.

“Maksud lo apa ngomong gitu hah?” Liam mulai mendekati Harry dan siap menerjangkan beberapa tonjokan di wajah Harry.

“Stop” Zayn memisahkan kami “Sylvia bawa Liam pergi,Harry stay here with me” Zayn memerintahkan kami.

Akhirnya Liam membawa pulang Sylvia dan Harry bersama yang lainnya disini.

***

“Lo kenapa si Harr,dendam banget sama Sylvia?” tanya Zayn sambil mengambilkan minum untuk menenangkan Harry.

“Gue gak suka sama tuh cewek,gara-gara dia Liam secepat itu melupakan Dannielle.

“Tapi kan itu urusan Liam sekarang,lo gak usah ikut campur juga, lagian Liam sama Dani kan udah putus” nasihat Zayn sambil menyodorkan minum ke Harry.

“Pokoknya gue gak suka sama perempuan itu titik” seru Harry sambil meninggalkan Zayn.
Zayn hanya menggeleng-geleng melihat perilaku sahabatnya itu, dia terlalu khawatir melihat Liam terlalu dekat dengan perempuan lain.

***

Liam mengendarai mobilnya dengan cepat bagaikan di dalam mobil itu hanya dia sendiri.
“Leeyyuumm sloowlyy pleasee i’m scary” teriak Sylvia.

Liam masih tidak menyadari dan Liam baru sadar ketika Sylvia nangis ketakutan di dalam mobil melihat tingkah gilanya Liam.

Liam menurunkan kecepatan mobilnya, “sorry aku membuatmu takut seperti ini” seru Liam.
Sylvia tidak menjawab dan di dalam mobil diliputi kesunyian hingga tiba di rumah Sylvia.

“Thanks udah nganterin sampai rumah” akhirnya Sylvia membuka mulut.

“Yo’re welcome” seru Liam

Sylvia membuka pintu mobil dan keluar dari mobil Liam.

Saat Liam ingin pulang tiba-tiba mobilnya mogok dan dalam kondisi hujan besar malam ini. Liam keluar dari mobil dan melihat mesin mobil dan tetap tidak menyala. Sylvia mengusulkan untuk menginap di rumahnya kebetulan dia hanya tinggal sendiri karena orang tuanya berada di Spanyol. Apa boleh buat Liam akhirnya bermalam disini.

Saat masuk ke dalam rumah Liam sudah basah kuyup dan Sylvia sedang berganti baju, setelah berganti baju dia memberikan kaos saudara laki-lakinya yang tertinggal,dan Liam mengganti pakaiannya.

“Bagaimana ini, dirumahku kan hanya ada 1 kamar dengan 1 kasur, sementara ada Liam disini tidak mungkin kita tidur bersama” celoteh Sylvia dalam hati.

Setelah Liam keluar dari kamar mandi,dia duduk di sofa ruang tengah.

“Kau tidak tidur?” tanyanya kepada Sylvia yang sedang mengambil air putih di dapur.

“Aku akan segera tidur” jawabnya.

Setelah selesai minum Sylvia masuk ke kamar dan membawa selimut besar untuk Liam karena malam ini Liam tidur di sofa.

Karena kami sudah lelah untuk hari ini kamipun tertidur pulas dengan cepat.

Keesokan paginya Sylvia bangun lebih awal,dan melihat Liam masih tertidur,dan saat ingin membangunkan Liam, dan Liam panas sekali,sepertinya dia demam.

Akhirnya Sylvia membawa Liam ke kamarnya untuk tidur di kasur,dia sangat panik meliaht Liam dengan keadaan seperti ini. Dia buru-buru menelepon Zayn untuk memberitahukan keadaan Liam sekarang ini.

Selama menunggu kedatangan Zayn, Sylvia selalu berada tepat di samping Liam dan memegang tanggannya erat. Tidak lama ada bel Sylvia membuka pintu dan ternyata sudah ada Zayn,Louis,Niall,Eleanor dan Harry datang untuk melihat keadaan Liam.

Mereka buru-buru masuk ke dalam kamar, tetapi Harry tidak langsung masuk dia berbicara denganku.

“Awas jika terjadi apa-apa dengan Liam kamu yang pertama kali aku cari” cetus Harry kepadaku.

Aku tidak berani masuk ke kamarku,aku hanya terkaku di ruang tengah. Tidak lama kemudian Zayn,Louis,dan Harry membawa Liam keluar dari rumahku. Diikuti Niall dan Eleanor yang tepat di belakang mereka.

“Apa yang terjadi?” tanyaku kepada Eleanor.

“Semua akan baik-baik saja,kami pergi dulu ya” jawabnya singkat.

Setelah mereka pergi,rumahku langsung di selimuti kesunyian yang amat sangat sunyi.

***

Sudah beberapa hari setelah kejadian itu, aku tidak pernah melihat mereka. Katanya Liam masuk rumah sakit dan belum keluar sampai sekarang,aku benar-benar tidak habis fikir hanya karena demam bisa di rawat di rumah sakit hingga berhari-hari.

Aku berinisiatif untuk menjenguk Liam dan meminta alamat rumah sakit kepada Zayn.

Saat aku sampai di kamar Liam banyak sekali orang termasuk Harry. Aku sungguh muak meliahat mukanya,dia selalu menyalahkan orang lain. Aku memutuskan untuk besok-besok lagi menjenguk Liam, tapi saat aku berbalik sudah ada Niall tepat di belakangku.

“What are u doing Sylvia?” tanya Niall ramah.

“Aku ingin menjenguk Liam,api sebaiknya besok saja karena ramai di dalam” jawabku.

“Tidak usah malu-malu ayo kita masuk” tuntun Niall membawaku masuk ke dalam kamar Liam.

Disana ada dokter yang sedang memeriksa Liam,yang lainnya sedang menunggu hasil pemeriksaan dokter, dan Harry tidak sadar jika aku ada.

Setelah dokter selesai memeriksan katanya Liam masih harus berada di sini beberapa hari lagi,aku bingung sebenarnya apa yang terjadi dengan Liam dan aku bertanya kepada dokter, “dok, sebenarnya apa yang terjadi dengan Liam?”

“Kamu siapanya Liam?dan memangnya kamu tidak tahu apa yang terjadi dengan Liam?” dokter itu balik bertanya.

“Saya temannya,tidak tahu” jawabku polos.

“Dia terbentur di kamar mandi rumah perempuan yang dia tempati beberapa hari lalu,dan di kepalanya sekarang ada beberapa luka dalam,tapi tidak begitu parah kok” jelas dokter tersebut.

“Terima kasih penjelasannya dok” kataku.

Dokter itu keluar kamar dan Harry mulai menyadariku kalau akuada di sana.

“Mau apa kamu kesini huuh?kamu tau ini semua gara-gara kamu” bentak Harry kepadaku tiba-tiba.

Aku tidak berani menjawab, tiba-tiba Harry pergi begitu saja dari kamar.

Aku sedih aku ingin pulang tapi saat aku meminta izin untuk pulang kata Zayn Liam membutuhkan ku disini.

Semua orang pergi dan hanya meninggalkanku berdua dengan Liam di kamar. Aku mendekati Liam dan duduk tepat si samping kasurnya,ku pegang tangannya lembut.

“Hi Liam, i’m here untuk menjengukmu, cepat sadar ya” kataku kepada Liam yang masih koma.

Tanpa sadar air mataku keluar begitu saja,dan menetes tepat di tangan Liam yang kugenggam saat ini. Mungkin ini sebuah keajaiban, Liam siuman setelah beberapa hari sempat koma.

***

Tidak kusangka sudah hampir 1 minggu Liam di rumah sakit, kata dokter hari ini Liam sudah boleh pulang. Aku ingin menjenguknya sekalian untuk mengantarnya pulang hari ini.

Sampai di rumah sakit aku mulai menyusuri lorong menuju kamar Liam, di tegah perjalanan aku melihat Harry dari kejauhan, aku berpura-pura untuk tidak menganggapnya ada, tapi Harry melihatku dan menghentikan langkahku.

“Wait Sylvia” teriak Harry ketika aku mulai menjauh darinya.

Sontak aku berhenti dan menoleh kearah Harry, “what?” jawabku singkat.

Harry melontarkan kata-kata dari mulutnya “Aku minta maaf soal yang kemarin-kemarin aku sinis dan tidak suka dengan mu,tapi aku sadar kamu memang cocok dengan Liam” katanya dengan nada bersalah.

Aku kaget seorang Harry yang tidak pernah menyukaiku tiba-tiba meminta maaf kepadaku, hahaha it’s crazy.

“No problem Hazz, aku memaafkan semua tingkahmu padaku” jawabku dengan nada tenang.

“Are u serious?” tanya Harry.

“Yeah i’m serious” kataku.

“Thank you Sylvia” balas Harry dengan nada senang.

“You’re welcome, aku duluan ya mau jenguk Liam” kataku kepada Harry.

“Okey” jawabnya.

Setelah berbincang dengan Harry di lorong, aku bergegas menuju kamar Liam,ternyata di sana hanya ada Liam seorang yang sedang duduk menghadap keluar jendela.

“Hi Liam” sapaku sambil memeluknya dari belakang.

“Hi darling” jawabnya sambil memegang tanganku lembut.

“How are u” kataku lembut di telinganya.

“I’m okey” jawabnya, dengan melepas tanganku.

Liam berbalik badan dan sekarang kita berhadapan satu sama lain.

Wajahnya, rambutnya, hembusan nafasnya berbeda saat pertama aku bertemu dengannya, sekarang semua itu membuat jantungku berdegup lebih kencang hampir membuat organ penting ini copot dari tempatnya.

“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu” katanya tegas dan menggenggam tanganku lembut.
“Apa?katakan saja” jawabku lembut.

Liam mengeluarkan kotak dari sakunya dan memasangkan cincin silver di jari manisku. “will u marry me?” tanyanya kepadaku.

Aku sangat kaget mendengar kata-kata itu keluar dari mulutnya secara tiba-tiba. Aku mencintainya, aku tidak bisa hidup tanpanya, hari-hariku berbeda jika selalu bersamanya, AKU MENCINTAINYA.

Aku terdiam sejenak dan menarik nafas untuk mengeluarkan kata-kata dari mulutku yang terasa susah sekali, “yeah, i want” jawabku dengan muka tersenyum.

Liam senang sekali dia memelukku erat dan mencium kedua tanganku.

***

Satu tahun telah berlalu semenjak kejadian di rumah sakit. Sekarang aku sedang berada di taman rumahku asik dengan lamunanku.

“Hi sweet heart” sapa Liam saat melihatku melamun di taman.

Aku menoleh kearahnya dengan wajah tersenyum senang, “hi” jawabku.

Liam menghampiriku, dia mencium keningku dan mengelus perutku, yang semakin membesar ini.

“Bagaimana keadaan calon baby kita” tanyanya sambil terus mengelus perutku.

“Baik-baik saja” jawabku sambil mengelus rambutnya.

Yaps aku sudah menikah dengan Liam, dan aku sedang mengandung anaknya mungkin sebentar lagi aku akan melahirkan. Siap-siap aku akan menjadi seorang ibu dan Liam menjadi ayah untuk anak kami.




-THE END-


Leave your comment<3

0 komentar:

Posting Komentar

 

Juliana's Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review