Sabtu, 02 November 2013

Justin Bieber Love Story (BLS) – I Hope I Could Meet You

Diposting oleh Juliana Nurhandika di 23.46
     Sinopsis: Justin adalah seorang penyanyi remaja terkenal asal Kanada dan sangat sibuk dengan jadwal tour maupun rekaman (lagu, video clip). Apalagi sekarang ia sedang berada dalam Tour Asia-nya. Sedangkan Jessie, hanyalah seorang gadis asal Indonesia yang berusia sebaya dengan Justin (+- 17 tahun) dan sangat mengagumi Justin. Keinginan Jessie untuk bertemu dengan Justin sangatlah besar, namun Justin sangat sibuk dengan tour-nya dan ada kendala lainnya sehingga Jessie tidak bisa bertemu Justin.
Singapura.
Justin baru saja sampai ditempat dimana konsernya akan berlangsung. Semua persiapan sedang dilakukan. Justin tampak kelelahan. Sebab, sebelum sampai ditempat konsernya, ia sempat menjalani wawancara dan pemotretan untuk beberapa majalah dan berita lokal disana. Tiba2 Kenny (bodyguard Justin) memanggil Justin lalu menyerahkan ratusan surat dari fansnya.
Kenny:  Wow, hari ini kita kedatangan banyak sekali surat. Tapi ada satu surat special untukmu kali ini (mengambil sepucuk surat berwana ungu dengan lukisan wajah Justin di sampulnya) Kuharap kamu segera membukanya.
Justin : Okay..
Justin mengambil surat beramplop ungu itu, lalu Kenny meninggalkan Justin.
Justin:  *sigh*Haah, surat spesial apasih? Tapi… wow, dia menggambar wajahku disini. (tiba2 Justin melihat jam dinding didepannya)  Oh no, sudah jam segini, sebaiknya aku bersiap untuk naik keatas panggung.
Justin akhirnya meninggalkan surat tersebut di meja yg ada didekatnya. Ia mengambil jaket ungu (warna kesukaannya) dan keluar menuju panggung untuk memulai konsernya.
Konser pun berlangsung selama 3 jam. Justin kembali ke backstage. Konsernya di Singapura telah usai. Kenny menghampiri Justin lalu memberinya selamat karena konsernya sukses.
Kenny: (menepuk pundak Justin) Hey bro, selamat atas suksesnya konser ini!
Justin:   Yeah! Thank you! Di luar sana sangat ramai! Mereka seperti tidak punya batas tenaga hahaha (tiduran di sofa)
Kenny: Um… ohiya, bagaimana dengan surat yg kuberikan padamu? Apa sudah kamu baca?
Justin:  (menggeleng) Nanti saja. Aku masih lelah.
Kenny: Baiklah, tapi kumohon agar kamu tidak lupa untuk membacanya.
Justin:  Iya, iya, nanti saja ya..
Kenny menggeleng dan membiarkan Justin terlelap karena Justin sedang butuh istirahat.
Bandara Di Malaysia – Pagi Hari
Justin melanjutkan Tour Asia nya. Pada pagi hari ia berangkat bersama crew nya dari Singapura menuju Malaysia. Justin sampai di Malaysia.
Justin:  Wohoooooooo! Akhirnya sampai juga disini! Perjalanan di pesawat tadi sangat membosankan!
Alfredo: Apanya yg membosankan? Kau kan tidur sepanjang perjalanan hahaha
Justin:  Nah, karena itulah aku kan tidur, aku lelah dan bosan (dengan pelan memukul bahu Alfredo, lalu berlari) hahahaha rasakan itu!
Alfredo: Ouch! Awas kau! (berlari mengejar Justin)
Kenny: Hey kalian berdua ini iseng sekali! Ini saat nya kita berangkat, ayo cepat bus nya sudah menunggu kita!
Alfredo: Haha baiklah. Ayo Justin!
Justin dan crew nya menuju bus. Bus tersebut berangkat menuju sebuah hotel bintang 5 yg cukup jauh jaraknya dengan bandara, namun dekat dengan tempat konsernya.
Keesokan harinya di Malaysia.
Konser Justin baru saja selesai. Scooter (manager Justin) menepuk pundak Justin dan memberinya selamat atas suksesnya konser Justin di Malaysia.
Scooter:  Nice job Justin! Kayaknya kita harus merayakannya malam ini haha
Justin:  Thanks Scoot, hari ini hari yg menyenangkan. Aku senang karena mereka semua hafal lagu2ku.
Justin kelelahan dan langsung membaringkan diri di sofa. Di sampingnya tergeletak box warna ungu dengan sebuah gambar wajah Justin yg dibawahnya bertuliskan “from Justin biggest fan” dan beberapa puluh amplop ungu di samping kotak tsb.
Justin:  Apa ini? Banyak sekali surat yg mirip dan…… ada kotak berwarna ungu bertuliskan.. “from Justin biggest fan”?
Justin memegang kotak ungu itu, namun Kenny memanggilnya.
Kenny:  Hei Justin! Ini saatnya makan malam! Ayo cepat, yg lain sudah menuju lobby.
Justin:   Tunggu aku! Hei jangan tinggalkan aku hahaha!
Dengan senang, Justin pun langsung berlari menuju Kenny. Dan, kotak tersebut tanpa dipikirnya, dibuang ke tempat sampah.
Dua hari setelahnya, diIndonesia.
Alfredo (Justin crew) berbisik kepada Scooter.
Alfredo: Scoot, ada seseorang yg ingin bertemu dengannya.
Scoot:  Siapa? Apa orang penting? Anak presiden atau….?
Alfredo: Um.. (menggeleng) bukan, tapi tolong pertemukan ia dengan Justin. Aku sudah mendengar ceritanya.
Scoot:  Cerita?
Alfredo: Ya, ceritanya panjang lah, pokoknya tolong tanyakan Justin dulu. Kau kan managernya, setidaknya kalau kamu yg ngomong, pasti lebih didengarkan Justin.
Scooter pun menghampiri Justin dan menyampaikan hal tersebut padanya.
Scooter: Bagaimana?
Justin:   Uh.. (Justin berhenti bicara sejenak) Konserku akan dimulai sebentar lagi. Aku harus naik kepanggung sekarang.
Justin langsung pergi ke atas panggung. Scooter lalu kembali kepada Alfredo.
Scooter: Justin sudah tidak di backstage, sudah dipanggung.
Alfredo tertunduk lesu. Akhirnya ia menyampaikan kepada si fans (perempuan) kalau Justin sudah berada di panggung dan memulai konsernya. Perempuan itu merasa sedih dan kecewa. Alfredo tetap menyemangati si fans kalau suatu saat ada waktu dimana pasti ia bisa bertemu langsung dengan Justin.
Alfredo: Justin selalu bilang pada fans nya untuk Never Say Never. Believe your dreams will come true someday.
Hotel Daerah Jakarta – Malam Hari.
Sekarang Justin sedang beristirahat di kamarnya. Ia baru saja tiba di hotel sehabis dari tempat konsernya. Tiba2 ia merasa ada sesuatu yg janggal. Kali ini tidak sampai beratus-ratus surat yg dikirim kepadanya, hanya beberapa pucuk surat.
Justin:  Aneh sekali. Apa popularitasku menurun? Atau aku memang surat2nya baru sedikit yg sampai? Setahuku fans di Indonesia kan yg terbanyak kedua di dunia…
Justin mengambil surat2 dari fans-nya dan membukanya. Satu-persatu ia buka, sampai pada sebuah surat dengan amplop ungu dan didepannya tertulis “from Justin biggest fan” dan ada gambar wajah Justin di depannya.
 Justin:  Ini….
Justin lalu teringat pada surat yg diberikan Kenny sewaktu ia di Singapura. Dengan cepat Justin langsung merobek pinggir amplop tersebut, mengeluarkan isinya dan membaca suratnya.
Justin: From……Jessie?
From: Your Biggest Fan, Jessie Beadles. To: An Amazing Canadian, JustinAye Justin! How are you today? :) My name is Jessie beadles, tapi cukup memanggilku Jessie. Umurku 17 tahun, sebaya denganmu kan? Hehehe. Yeah i know, you may not know me, but you mean the world to me.Ohiya, aku juga sering mengirimkan surat-surat padamu dan me-mention kamu di twitter. Aku harap idolaku ini membacanya. Mungkin kamu tidak bisa membalasnya karena aku tahu banyak sekali surat dan mention dari fansmu. Aku cuma berharap kalau kamu membacanya, kamu bisa tersenyum. Itu saja sudah cukup bagiku :) Aku, menulis surat ini, bukan hanya karena iseng. Aku hanya ingin berterima kasih padamu karena lagu-lagumu yg bagus itu menginspirasiku untuk tidak cepat putus asa. I just wanna say thank you for inspiring your fans. Thank you for make me believe that big dreams really can come true. Thank you Justin! :’)
Justin menarik nafas dalam-dalam. Matanya sudah tidak bisa berkedip. Dengan cepat ia meraih amplop-amplop yang lainnya. Amplop berikutnya yg Justin ambil pun berwarna ungu dan bertuliskan “from Justin biggest fan”.
Justin: tak salah lagi, ini pasti…..
From: Your Biggest Fan, Jessie Beadles. To: A Multi Talented Boy, JustinAye, its me again, Jessie. Yaa kalau memang kamu pernah membaca suratku yg lain sebelum ini hehe.Aku sangat suka deh sama lagumu yg one time, lagumu yg pertama. Kenapa? Soalnya its the first song I heard of Justin’s and its when I became your fans :) Um.. Aku mau ngasih tau, kalau aku terkena leukemia. Aku juga sedang menjalani kemoterapi. Pada awalnya aku takut, sangat takut. Namun, karena setiaaaap hari aku sering menceritakan tentang kamu kepada suster-suster dan dokter-dokter di tempat aku menjalani kemoterapi, lama-lama aku lupa deh sama rasa sakitnya :)
Justin:   ..Oh my…..
Justin tidak berhenti menggeleng-gelengkan kepalanya dan melanjutkan membaca surat yg selanjutnya. Justin memilih2 surat dan mencari surat yg dikirim oleh Jessie. Ternyata masih ada 2 surat yg Jessie kirimkan. Di surat yg ketiga…
Ads not by this site
From: Your Biggest Fan, Jessie Beadles. To: MyInspiration, JustinAye Justin. Gimana kabarmu hari ini? Mungkin saat membaca surat ini kamu ada di negaraku ya sekarang, Indonesia.Um.. Aku kemarin mendengar kabar yg kurang baik tentangmu. Aku harap kamu baik-baik saja ya, stay strong. Your fans will be always with you, in the good times and inn the hard times, in the laughter and in the tears. We love you <3Ehiya, ada satu lagi nih… aku pernah loh mengirim sebuah kotak berwarna ungu sewaktu kamu konser di Malaysia. Sampai gak ya? Semoga sampai yaaaa, itu hadiah special banget dari aku loh hehe. Soalnya isinyaaa………… isinyaaa……. Ah kalau kamu buka pasti kamu udah tau ya isinya hihi :p
Justin pun langsung teringat kotak tersebut, ia teringat kalau ia membuangnya. Justin menyesal dan langsung menyalahkan dirinya mengapa waktu itu melakukan hal tersebut.
Justin:  Bodohnya aku. Kenapa.. Kenapa waktu itu aku buang kotaknya? Aku gak menyangka ternyata yg mengirimkan kotak itu adalah seorang gadis seperti ini..
Justin meraih surat lainnya. Sampailah Justin kepada surat yg keempat, surat yg tak lain berwarna ungu, warna kesukaan Justin. Justin membuka surat tersebut dan mengeluarkan isinya.
Justin:  Ini…. Apa ini foto Jessie? (Justin memegang selembar foto dan memandanginya dalam-dalam)
From: Your Biggest Fan, Jessie BeadlesTo: A Boy Who Changed My Life, JustinAye Justin…. What are you doin right now? Mungkin lagi baca ini ya hihiDisuratku yg ini aku kirimin foto aku loh tapi lagi sama adikku, Christian. Itu fotoku sebelum aku dinyatakan terkena leukemia. Maaf ya aku gak berani mengirimkan fotoku yg sekarang, dan maaf juga kalau aku jelek ya :(
Justin: Jelek? Oh my god. Sama sekali enggak. Rambutnya yg panjang, kulitnya yg putih merona… apanya yg jelek? Kalau saja aku mengenalmu dan pernah bertemu denganmu, aku pasti…. Ah sudahlah.
Justin berhenti bicara dan melanjutkan membaca surat Jessie.
Ohiya, aku sebenernya pernah loh nonton konsermu, tapi waktu di Malaysia, saat aku sudah terkena leukimia. Kamu kereeeeeeeeeeen banget yaa diatas panggung, rasanya pas pertama kali ngeliat secara langsung tuh ya, aku kaya menanganga gede gitu deh, saking speechlessnya.Bahkan waktu itu aku ketemu dengan Alfredo dan memintanya agar bisa bertemu denganmu. Tapi Alfredo bilang kamu udah naik lagi keatas panggung. Tapi gapapa, aku tahu kamu sangat ingin menghibur dan membahagiakan fans mu yg lainnya, aku sangat mengerti itu. Aku tahu bahwa bukan cuma aku fans mu didunia ini, tapi jutaan. Bahkan puluhan juta. Maybe Justin doesn’t know i exist or doesn’t know anything about me. But it feels like i’ve known you my whole life ;)
Justin terdiam sejenak.
Justin: Oh god. Apa yg sudah aku lakukan….
Indonesia – Kamar Hotel  Di Jakarta – Menjelang Fajar
Saat itu juga, Justin menyuruh crew nya berkumpul dan ia menceritakan  segalanya tentang Jessie.
Justin:  Pokoknya aku mau menemukan Jessie! Secepatnya! Titik!
Kenny:  Apa maksudmu? Kita harus secepatnya siap-siap berangkat ke kota berikutnya, bali, untuk refreshing. Bukankah itu menyenangkan?
Justin: Aku tidak akan kemana-mana sebelum dia ditemukan!
Justin keluar kamar dan membanting pintu, sambil membawa laptopnya. Ia menuju lobby.
Lobby Hotel – Pagi Hari Sekitar Jam 6.30
Justin menyalakan laptopnya. Ia mem-post sesuatu di twitternya untuk mencari Jessie.
Justin: (mempost di twitter) Please help me to find this girl in jakarta, Indonesia. Her name is Jessie. Thank you. (Justin menambahkan foto Jessie di tweet nya)
Ribuan fans-nya membalas dengan penasaran dan ikut membantu mencarinya. Bahkan hal ini menjadi trending topic di twitter. Lalu ketika sedang membuka mention (balasan) ia melihat ada seseorang yg membalas kalau orang tersebut mengakui dirinya adalah saudara Jessie, Christian.
Justin: (membuka profil twitter Christian, melihat fotonya) Ini… orang ini fotonya sama persis dengan yg ada di foto yg dikirimkan Jessie padaku. Kuharap apa yg orang ini katakan bukan tipuan atau lelucon.
Justin bertanya nomor yg bisa di kontaknya dan langsung menghubungi orang tersebut. Dan benarlah orang itu saudara Jessie. Orang itu mengirimkan sebuah foto melalui email, yg ternyata fotonya sama persis dengan foto yg dikirimkan Jessie kepada Justin.

Rumah Sakit Di Daerah Jakarta – Pagi Hari
Akhirnya Justin menemukan Jessie. Kata Christian, Jessie sekarang sedang berada di sebuah rumah sakit di daerah jakarta selatan, yg ternyata tak jauh dari hotelnya. Penjagaan diluar hotel sangat ketat karena takut banyak fans Justin akan berusaha untuk menemuinya. Di rs tsb, Justin bertanya pada suster disana tentang pasien yg bernama Jessie beadles
Suster: Ya ada, Jessie beadles. Lantai 4 kamar 413.
Justin:   (dalam hati) akhirnya aku menemukanmu. Kita akan segera bertemu Jessie.
Justin sampai di depan ruangan. Kamar 413.
Kenny: Kamu masuk  lah. Kami akan menunggu di luar.
Justin: Baiklah.. (sambil melihat ke Kenny, Scooter dan lainnya)
Dengan perlahan Justin membuka pintu ruangan tersebut.
Justin:  Maaf, apa ada pasien yg bernama Jessie di kamar ini?
Christian: Ya, dia kakakku, kamu Justin bukan?
Justin: Ya benar, dimana dia?
Christian: Um.. Begini… Kami… Dia…
Justin: Ada apa? Mengapa semuanya menangis disini? (Justin baru menyadarinya)
Justin menghampiri seseorang yg sedang tertidur diatas kasur. Seorang pasien. Perempuan. Orang itu adalah Jessie.
Justin: Tidak mungkin………….. Jangan bercanda!
Christian: Baru saja, 15 menit yg lalu ia…. meninggalkan kita.
Kakinya lemas dan tubuhnya kaku tidak bisa bergerak lagi. Ternyata waktu berkata lain. Semua sudah terlambat. Tubuhnya sudah tak kuat untuk menjalani semua rasa sakit itu. Ia telah menghembuskan nafas terakhirnya.
Justin: (memegang tangan Jessie) Maaf ya Jessie, aku terlambat….
Justin sangat menyesal mengapa ia telah menyia-nyiakan hidup seseorang. Justin sangat menyesali atas semua yg telah terjadi. Ia hanya bisa tertunduk lesu disamping tubuh Jessie.
Justin: (memandangi Jessie) Disaat kamu ingin bertemu, aku, karena keegoisanku, kita tidak dapat bertemu. Dan disaat aku yg ingin bertemu, ternyata kamu sudah tak punya waktu lagi. Andai waktu bisa diulang, aku akan melakukan apapun untukmu Jessie, untuk orang yg telah menyadarkan ku.
The End.
Created by Juliana Nurhandika

0 komentar:

Posting Komentar

 

Juliana's Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review